A. Motivasi Belajar
1.
Pengertian
motivasi belajar
Kata “Motif” diartikan sebagai
daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. “Motif”
dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subyek untuk
melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Dinamakan
motif atau penerapan dalam konteks
kalimat sering menggunakan istilah motivasi. Hal ini tidak dapat disalahkan,
karena menurut Filmore Sanford yang dikutip E. Usman Effendi dan
Juhaya S. Praja, bahwa “Motivasi akar katanya adalah motif ”.
Walaupun demikian, pengertian dua kata tersebut mempunyai akses yang berbeda
namun diantara keduanya tidak dapat dipisahkan”.[1]
Muh. Uzer Usman, mengatakan bahwa “ Motivasi adalah suatu proses
untuk menggiatkan motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi
kebutuhan dan mencapai tujuan atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu
yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan
tersebut “[2].
Ngalim Purwanto, mengemukakan bahwa “motivasi adalah sebagai suatu
pernyataan kompleks didalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku
manusia kepada suatu tujuan atau
perangsang”[3].
Dalam Psikologi Pendidikan, “motivasi diartikan sebagai segala
sesuatu yang menjadi pendorong timbulnya suatu tingkah laku”[4].
Di dalam Psikologi, motivasi menunjukkan suatu proses mental dalam diri
individu yang menyebabkan organisme bergerak untuk mencapai tujuan.
Motivasi dapat juga didefinisikan sebagai keadaan internal organisme
(baik manusia maupun hewan) yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu.[5]
Dari beberapa pengertian diatas, dapat kita ketahui bahwa yang
dimaksud dengan motivasi belajar itu adalah kondisi psikologis dari individu
yang menggerakkannya untuk melakukan suatu tindakan atau tingkah laku yang
didasari oleh motif tertentu yang bertujuan untuk memenuhi semua kebutuhan.
Di dalam definisi tersebut juga terdapat tiga elemen utama yang
menjadi ciri motivasi, yaitu :
-
Ada
sesuatu yang mendorong tingkah laku manusia.
-
Adanya
dorongan yang mengarahkan tingkah laku manusia.
-
Bagaimana
tingkah laku ini dapat dipertahankan atau dijaga kelangsungannya.
2.
Jenis-jenis
motivasi belajar.
Secara garis besar, motivasi dapat dibagi
menjadi dua jenis. Yaitu motivasi yang tumbuh dari dalam diri individu (instrinsik)
dan motivasi yang timbul akibat pengaruh dari luar dirinya (eksternal).
a.
Motivasi
Instrinsik
Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat
dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dan dorongan dari orang lain
yang dapat mendorongnya untuk melakukan tindakan belajar. Dalam belajar
terkandung tujuan menambah pengetahuan. “Intrinsic motivations are inherent
in the learning situation and meet pupil need and purposes”. Termasuk
didalam motivasi intrinsik siswa adalah perasaan menyenangi materi, misalnya
untuk kehidupan masa depan siswa yang bersangkutan.
b.
Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik merupakan kebalikan dari
motivasi intrinsik. Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi
karena adanya perangsang yang timbul dari jiwa seseorang atau perangai yang timbul
dari luar[6]. Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar diri individu siswa
yang juga mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar. Pujian dan hadiah,
peraturan atau tata tertib sekolah, suri tauladan orang tua, guru dan
seterusnya merupakan contoh-contoh konkrit motivasi ekstrinsik yang dapat
menolong siswa untuk belajar.
Dalam
perspektif kognitif, motivasi yang lebih signifikan bagi siswa adalah motivasi
intrinsik, karena lebih murni dan langgeng serta tidak bergantung pada dorongan
atau pengaruh orang lain. Dorongan untuk mencapai prestasi dan memiliki pengetahuan
dan keterampilan untuk masa depan umpamanya, akan memberi pengaruh kuat dan
relatif lebih langgeng dibandingkan dengan dorongan hadiah atau keharusan dari
orang tua dan guru.
Untuk dapat membangkitkan
motivasi belajar siswa, guru hendaknya berusaha dengan berbagai cara. Berikut
ini ada beberapa cara membangkitkan motivasi ekstrinsik dalam rangka
menumbuhkan motivasi intrinsik.
-
Kompetisi (persaingan), guru berusaha menciptakan
persaingan diantara siswanya untuk meningkatkan prestasi belajar.
-
Pace making (membuat tujuan sementara
atau dekat) : Pada awal kegiatan belajar mengajar guru hendaknya terlebih
dahulu menyampaikan kepada siswa tujuan pembelajaran yang akan dicapai sehingga
dengan demikian siswa berusaha untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut .
-
Tujuan yang jelas untuk mencapai pembelajaran. Motif mendorong individu untuk mencapai
tujuan. Makin jelas tujuan, makin besar nilai tujuan bagi individu yang
bersangkutan dan makin besar pula motivasi dalam melakuakan sesuatu perbuatan.
-
Mengadakan penilaian /
tes, pada umumnya siswa mau belajar dengan tujuan mendapat nilai yang baik[7].
-
Kesempurnaan
untuk sukses : Kesuksesan dapat menimbulkan rasa puas, kesenangan dan
kepercayaan terhadap diri sendiri, sedangkan kegagalan akan membawa efek yang
sebaliknya. Dengan demikian, guru hendaknya banyak memberikan kesempatan kepada
anak untuk meraih sukses dengan usaha mandiri, tentu saja dengan bimbingan
guru.
-
Minat
yang besar : Motif akan timbul jika
individu memiliki minat yang besar untuk belajar.
3. Ciri
– Ciri Motivasi
Belajar
Untuk melengkapi uraian mengenai makna dan teori tentang motivasi, perlu
dikemukakan adanya beberapa cirri motivasi. Menurut
Sardiman[8],
motivasi
yang ada pada diri setiap orang itu memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
·
Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus
dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).
·
Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus
asa) tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin
(tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya).
·
Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam
masalah untuk orang dewasa.
·
Lebih senang bekerja mandiri.
·
Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin
(hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja sehingga kurang
aktif).
·
Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah
yakin akan sesuatu).
·
Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu.
·
Senang mencari dan memecahkan masalah
soal-soal.
Apabila seseorang memiliki cirri-ciri seperti
di atas, berarti seseorang itu memiliki motivasi yang cukup kuat. Ciri-ciri
motivasi seperti itu akan sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam
kegiatan belajar mengajar akan berhasil baik, kalau siswa tekun mengerjakan
tugas, ulet dalam memecahkan berbagai masalah dan hambatan secara mandiri.
Siswa yang belajar dengan baik tidak terjebak pada sesuatu yang rutinitas dan
mekanis. Siswa yang harus mempertahankan pendapatnya, kalau ia sudah yakin dan
dipandangnya cukup rasional. Bahkan lebih lanjut siswa harus juga peka dan
responsive terhadap berbagai masalah umum, dan bagaimana memikirkan
pemecahannya. Hal-hal itu semua harus dipahami benar oleh guru, agar dalam
berinteraksi dengan siswanya dapat memberikan motivasi yang tepat dan optimal.
4.
Fungsi
Motivasi
Sebagaimana
dikemukakan diatas, keberadaan motivasi sangat penting dalam belajar. Yaitu
berperan sebagai pendorong dan pengarah dalam setiap kegiatan termasuk dalam kegiatan sekolah. Motivation essensial of learning,
motivasi sangat diperlukan dalam belajar. Hasil belajar akan optimal kalau ada
motivasi. Makin tepat motivasi diberikan akan makin berhasil pula belajar itu.
Jadi, motivasi akan senantiasa menentukan intensitas belajar bagi siswa.[9]
Motivasi dapat dibagi menjadi tiga
fungsi, yaitu :
1.
Mendorong
manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau
motor yang melepaskan energy dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
2.
Menentukan
arah perbuatan, yakni arah dan kegiatan yang hendak
dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus
dikerjakan sesuai dengan rumusan kegiatan.
3.
Menyeleksi
perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa
yang harus dikerjakan guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan
perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.[10]
Dalam pendapat yang lain, ada pula yang
mengatakan bahwa fungsi dari pada motivasi itu ialah :
1.
Motivasi
memberikan semangat terhadap seorang peserta didik dalam belajarnya.
2.
Motivasi
perbuatan adalah pemilih dari tipe kegiatan dimana seseorang berkeinginan untuk
melakukannya.
3.
Motivasi
memberikan petunjuk dalam tingkah laku.[11]
Dari beberapa petunjuk diatas, jelaslah
bahwa motivasi sangat penting dalam belajar demi tercapainya tujuan belajar.
Motivasi belajar merupakan factor psikis yang bersifat non-intelektual.
Peranannya yang khas adalah dalam hal menumbuhkan gairah, merasa senang dan semangat
untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi yang kuat akan banyak energi untuk
melakukan kegiatan belajar. Sehingga akan terlihat dalam cara atau semangat
belajarnya.
[1]
Usman Efendi dan Juhaya S. Praja, Pengantar Psikologi. Aksara
Bandung. 1985. Hal. 60
[2] M.
Uzer Usman, Menjadi Guru Profesinal. Remaja Rosda Karya, Bandung.
1994, Hal. 24
[3]
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan. PT. Remaja Rosda Karya, Bandung
1987. Hal. 70
[5]
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan. PT. Remaja Rosda Karya.
Bandung. 1995. Hal.136
[7]
Muh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Remaja Rosda Karya,
Bandung 1989. Hal. 24-25
[9]
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, PT. Raja Grafindo
Persada. Jakarta. 1996.Hal.84
[11] A. Tabrani Rusyan, Peningkatan Kemampuan Guru Pendidikan
Dasar. Bina Budaya .Bandung. 1982. Hal.96-97.