HASIL BELAJAR
A.
Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah
pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi
dan keterampilan.[1]
Hasil belajar tidak terpaku dengan prestasi di sekolah, tetapi hal-hal yang
berhubungan dealam kehidupan sehari-hari yang terkait pula dengan kehidupan
orang banyak, sehingga kehidupan seseorang dapat diterima oleh kehidupan
masyarakat luas.
Soedijarto menyatakan
bahwa hasil belajar adalah tingkat penguasaan yang dicapai oleh pelajar yang
mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang
ditetapkan. Sedangkan menurut Brigg hasil belajar adalah seluruh kecakapan dan
segala hal yang diperoleh melalui proses belajar di sekolah yang dinyatakan
dengan angka dan diukur dengan mengunakan tes hasil belajar.[2]
Hasil belajar adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman
belajarnya.[3]
Menurut Horwart Kingsley dalam bukunya
Sudjana membagi tiga macam hasil belajar mengajar : (1) Keterampilan dan kebiasaan, (2) Pengetahuan dan
pengarahan, (3) Sikap dan cita-cita.[4] Dari
pendapat di atas dapat disimpulkan
bahwa hasil belajar adalah kemampuan keterampilan, sikap dan keterampilan yang diperoleh siswa setelah ia
menerima perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga dapat mengkonstruksikan
pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari.[5] Sementara Bloom
mengungkapkan tiga tujuan pengajaran yang merupakan kemampuan seseorang yang harus dicapai dan merupakan hasil
belajar yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.
Hasil belajar berupa
perubahan prilaku atau tingkah laku seseorang yang belajar akan berubah
perilakunya, baik berupa pengetahuan, keterampilan motorik atau penguasaan
nilai-nilai sikap. Seseorang belajar akan suatu hal pasti memiliki tujuan
mendapatkan hasil dri kerja kerasnya hal ini dapat berupa perubahan tingkah
laku, yang sebelumnya tingkah lakunya bruuk maka perlu belajar mempernaikinya,
maka hasilnya pun akan berunbah menjadi lebih baik. hal ini juga berpengaruh
dengan hal-hal lain yang berhubungan dengan keberhasilan seseorang.
“Perubahan perilaku
sebagai hasil belajar dikelompokkan ke dalam tiga ranah, yaitu pengetahuan (kognitif),
keterampilan motorik (psikomotorik) dan penguasaan nilai-nilai atau
sikap (afektif). Sebuah hasil belajar dirumuskan dalam rumusan tujuan
pembelajaran.[6]
Dengan demikian sangat jelas bahwa hasil belajar sangat berhubungan dengan
perilaku seseorang, perilaku seseorang dalam memahami sebuah pengetahuan dari
yang sebelumnya tidak diketahui menjadi faham akan sebuah pengetahuan;
keterampilan dalam melakukan sesuatu; dan nilai-nilai sikap yang baik akan
menghasilkan proses belajar yang baik pula.
Menurut Gagne hasil
belajar akan menhasilkan hal-hal berikut, yaitu: informasi verbal (kapasitas
pengetahun dalam bentuk bahasa lisan atau tulisan), keterampilan intelektual
(konsep dan lambang), strategi kognitif (kecakapan aktivitas kognitif),
keterampilan motorik (gerak jasmani), sikap (kemampuan menerima atau menolak
objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut).[7]
Guru perlu mengenal hasil
belajar dan kemajuan belajar siswa yang telah diperoleh sebelumhya, misalnya
dari sekolah lain sebelum memasuki sekolah yang sekarang. Hal-hal yang perlu
diketahui itu antara lain penguasan pelajaran, keterampilan-keterampilan
belajar, pengenalan dalam hal-hal tersebut penting artinya bagi guru. Dengan
demikian, guru dapat membantu atau mendiagnosis kesulitan belajar siswa, dapat
memperkirakan hasil dan kemajuan belajar siswa pada kelas-kelas berikutnya,
tetapi hasil-hasil tersebut dapat saja berbeda dan bervariasi sehubungan dengan
keadaan motivasi, semangat, kematangan dan penyesuaian sosial.
B.
Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Dalam mencapai hasil
belajar siswa terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi, diantaranya:
a.
Faktor
internal atau faktor yang terdapat dalam diri siswa. Hal ini dapat
diklasifikasi menjadi dua, yakni faktor fisiologis dan psikologis. Yang termasuk
faktor fisiologis adalah kondisi kesehatan, kebugaran fisik dan kondisi panca
inderanya. Sedangakn faktor psikologis mencakup minat, bakat, intelegensia dan
kebiasaan belajar.
b.
Faktor
eksternal yaitu faktor yang berada di luar siswa. Hal ini juga dapat dibagi dua
yaitu faktor lingkungan dan instrumental. Faktor lingkungan siswa ini adalah
kondisi alam dan lingkungan sosialnya.
Sedangkan faktor instrumental terdiri dari media pembelajaran, kurikulum, serta
strategi pembelajaran yang digunakan.
Demikian juga menurut
Sudjana, hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor yakni
faktor dari dalam diri siswa dan faktor
dari luar diri siswa.[8] Faktor
yang dimaksud dalam diri siswa adalah perubahan kemampuan
yang dimilikinya. Hal senada dikemukakan oleh Clark (1981 : 21) yang menyatakan
bahwa 70 % hasil belajar siswa di sekolah dipengaruhi oleh kemampuan
siswa dan 30 % dipengaruhi oleh lingkungan. Demikian juga faktor dari
luar diri siswa yakni lingkungan yang paling dominan berupa kualitas pembelajaran.[9]
Hal senada disampaikan Soedjadi yang menyatakan bahwa
penyebab kesulitan memahami pendidikan agama Islam dapat bersumber dalam diri
siswa dan di luar diri siswa. Dalam diri siswa dapat berupa rendahnya motivasi,
dan sikap terhadap pendidikan agama Islam. Sedangkan dari luar diri siswa salah
satunya dapat berupa metode pembelajaran yang kurang tepat dalam mengajarkan
pendidikan agama Islam.[10]
C.
Alat
Penilaian hasil belajar
Untuk mengetahui hasil belajar
siswa, maka diperlukan suatu alat yang dapat mengukurnya. Alat tersebut adalah
evaluasi. Evaluasi adalah penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program. Ragam evaluasi yang
digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa diataranya:
a.
Pretes
adalah evaluasi yang dilakukan sebelum pembelajaran diberikan. Tujuannya untuk
mengidentifikasi kemampuan awal siswa mengenai pelajaran yang akan diajarkan.
b.
Post
tes adalah evaluasi yang dilakukan oleh guru kepada siswa setelah proses
pembelajaran selesai dilaksanakan. Tujuanna untuk memperoleh gambaran tentang
kemampuan yang dicapai siswa pada akhir pembelajaran.
c.
Tes
diagnosik adalah evaluasi yang dilakukan untuk mengetahui kesulitan-kesulitan
siswa dalam belajar. Tujuannya untuk membantu siswa dalam belajar sesuai dengan
masalah yang dihadapinya.
d.
Tes
formatif adalah evaluasi yang diberikan kepada siswa selama program belajar
tertentu (pada akhir satu pokok bahasan). Tujuannya untuk memberikan feedback
bagi proses pembelajaran yang disajikan oleh guru.
e.
Tes
sumatif adalah evaluasi yang diberikan pada akhir suatu kegiatan pembelajaran.
Tujuannya untuk mengatur tingkat kemampuan dan kelemahan siswa setelah belajar
selama satu semester.
Daftar Pustaka
http://mbegedut.blogspot.com/2011/02/pengertian-hasil-belajar-menurut-para.html
Baso Intang
sapaile, Pembelajaran dan evaluasi Hasil Belajar IPS, Bandung UPI Press 2006.
Muhammad Thobroni
dan Arif Mustafa, Belajar dan Pembelajaran: Pengembangan Wacana dan Praktik
Pembelajaran dalam Pembangunan Nasional. (Jogjakarta: Arruz Media. 2011)
Cet. I
Nana Sudjana, Penilaiah Hasil Belajar Mengajar.
Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009.
Udin S. Winataputra, Strategi Bewlajar Mengajar. (Jakarta: Universitas terbuka, 1998) Cet. II.
[1] Muhammad Thobroni dan Arif Mustafa, Belajar
dan Pembelajaran: Pengembangan Wacana dan Praktik Pembelajaran dalam
Pembangunan Nasional. (Jogjakarta: Arruz Media. 2011) Cet. I hal. 22
[2] Baso Intang sapaile, Pembelajaran dan
evaluasi Hasil Belajar IPS, Bandung UPI Press 2006. H.13
[3] Nana Sudjana, Penilaiah Hasil Belajar
Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009. hal. 22
[4] Ibid,
[6] Udin S. Winataputra, Strategi Bewlajar
Mengajar. (Jakarta: Universitas
terbuka, 1998) Cet. II. hal.25
[7] Ibid, hal.23
[8] Sudjana, h.39
[10] Soedjadi, 2001. hal. 1
No comments:
Post a Comment