SALAT
ISTIKHARAH
antara harapan dan kepastian
Oleh : Nashihuddin, M.Ag
A.
Pendahuluan
Manusia kadang-kadang
dihadapkan pada dua pilihan atau lebih yang sangat sulit atau di luar kemampuan
analisanya untuk memilih, maka ia cenderung meminta pertolongan dari kekuatan
supra natural atau mencari tanda-tanda dari alam dalam menentukan pilihannya. Ketika Islam datang, kebiasaan itu diluruskan oleh
Rasulullah Saw dengan diajarkannya shalat Istikharah. Istikharah artinya
meminta pilihan. Sholat istikharah adalah shalat untuk meminta pilihan kepada
Allah. Manusia adalah makhluk yang dengan
kesempurnaannya tetap memiliki kekurangan, terutama dalam menentukan pilihan
yang di luar kemampuan analisanya. Ia tidak mampu melihat kegaiban masa depan
apakah itu baik atau buruk nantinya. Inilah hikmah dari disunnahkannya
Istikharah, agar manusia tetap menjalin hubungan dengan Tuhannya saat akan
menentukan pilihan, meminta pertolonganNya agar ia bisa memilih dengan baik dan
tepat. Allah berfirman:”
وربك يخلق مايشاء ويختار .ما كان لهم الخيرة. سبحن
الله وتعلى عما يشركون .وربك يعلم ما تكن صدورهم ومايعلنون.وهوالله لا اله الا هو
له الحمد فى الأولى والاخرة.وله الحكم واليه ترجعون.
Artinya:
68. Dan Tuhanmu menciptakan
apa yang dia kehendaki dan memilihnya. sekali-kali tidak ada pilihan bagi
mereka[1134]. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan
(dengan Dia).
69. Dan Tuhanmu mengetahui apa yang
disembunyikan (dalam) dada mereka dan apa yang mereka nyatakan.
70. Dan dialah Allah, tidak ada Tuhan (yang
berhak disembah) melainkan Dia, bagi-Nyalah segala puji di dunia dan di
akhirat, dan bagi-Nyalah segala penentuan dan Hanya kepada-Nyalah kamu
dikembalikan.
B.
Pengertian Salat Sunah Istiharah
Kata istikharah
berasal dari bahasa Arab yang secara etimologis (lughawi) artinya meminta
pilihan pada sesuatu. Dalam istilah ulama fiqh istikharah adalah berusaha
memilih yang terbaik salah satu di antara dua hal (طلب
خير الأمرين لمن احتاج إلى أحدهما)
dengan cara shalat dan berdoa. Solat Sunat Istikharah adalah sejenis solat sunat yang
dipraktikkan oleh sebahagian besar masyarakat Muslim. Tujuan utama didirikan solat ini adalah untuk meminta
petunjuk yang baik dari Allah. Orang Muslim biasanya yang berada
dalam keadaan dilema untuk menentukan pilihan yang sebenar dan tepat, ataupun
apabila seseorang muslim itu dalam keadaan ragu-ragu, samada perkara yang
dihajatinya atau yang diputusknanya itu akan membawa kepada kebaikan, atau
keburukan jika ia memilihnya. Waktu
terbaik untuk mengerjakan Solat Sunat Istikharah adalah pada 2/3 malam
terakhir sebelum tidur. Solat Sunat Istikharah ini dilakukan sebanyak 2 rakaat.
C. Dalil Solat Sunat Istikharah
Menurut hadis daripada Jabir bin ‘Abdillah r.a, beliau
berkata: Rasulullah
pernah
mengajarkan Istikharah kepada kami dalam segala urusan, sebagaimana baginda
mengajar kami surah dari Al-Quran. Baginda bersabda:
Hadits Bukhari dari Jabir:
عَنْ جَابِرٍ رضي الله عنه قَالَ : كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يُعَلِّمُنَا الاسْتِخَارَةَ فِي الأُمُورِ كُلِّهَا كَمَا يُعَلِّمُنَا السُّورَةَ مِنْ الْقُرْآنِ يَقُولُ إذَا هَمَّ أَحَدُكُمْ بِالأَمْرِ فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ مِنْ غَيْرِ الْفَرِيضَةِ ثُمَّ لِيَقُلْ
Artinya: Rasulullah mengajarkan kami
ber-istikharah dalam seluruh perkara sebagaimana beliau mengajar kami surat
Al-Quran. Beliau bersabda, "Apabila kalian bermaksud sesuatu, maka
shalatlah dua raka'at sunnah kemudian berdoalah..."
عن جابر بن عبد الله رضي الله عنهما قال: ( كان
رسول الله ( يعلمنا الاستخارة في الأمور كلها كما يعلمنا السورة من القرآن، يقول:
(إِذَا هَمَّ أَحَدُكُمْ بِالْأَمْرِ فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ مِنْ غَيْرِ
الْفَرِيضَةِ ثُمَّ لِيَقُلْ اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْتَخِيرُكَ بِعِلْمِكَ
وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ فَإِنَّكَ تَقْدِرُ
وَلَا أَقْدِرُ وَتَعْلَمُ وَلَا أَعْلَمُ وَأَنْتَ عَلَّامُ الْغُيُوبِ
اللَّهُمَّ فَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ هَذَا الْأَمْرَ ثُمَّ تُسَمِّيهِ بِعَيْنِهِ
خَيْرًا لِي فِي عَاجِلِ أَمْرِي وَآجِلِهِ قَالَ أَوْ فِي دِينِي وَمَعَاشِي
وَعَاقِبَةِ أَمْرِي فَاقْدُرْهُ لِي وَيَسِّرْهُ لِي ثُمَّ بَارِكْ لِي فِيهِ
اللَّهُمَّ وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّهُ شَرٌّ لِي فِي دِينِي وَمَعَاشِي
وَعَاقِبَةِ أَمْرِي أَوْ قَالَ فِي عَاجِلِ أَمْرِي وَآجِلِهِ فَاصْرِفْنِي
عَنْهُ وَاقْدُرْ لِي الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ثُمَّ رَضِّنِي بِهِ)
Artinya: Dari Jabir bin Abdullah
r.a. berkata: Rasulullah saw mengajarkan kepada kami istiharah pada semua
perkara sebagaimana beliau mengajarkan al-Quran. Beliau bersabda:”Apabila salah
satu dari kalian dihadapkan pada permasalahan maka hendaknya ia shalat dua
rakaat selain shalat fardlu, kemudian hendaknya ia berdoa (artinya) Ya Allah
sesungguhnya aku meminta pilihanMu dengan ilmuMu, dan meminta keputusan dengan
ketentuanMu, Aku meminta kemurahanMu, sesungguhnya Engkaulah yang menentukan
dan aku tidak ada daya untuk menentukan, Engkaulah yang mengetahui dan aku
tidaklah tahu apa-apa, Engkaulah yang Maha Mengetahui perkara gaib. Ya Allah
sekiranya Engkau mengetahui bahwa perkara ini (lalu menyebutkan masalahnya)
adalah baik bagiku saat ini dan di waktu yang akan datang, atau baik bagi
agamaku dan kehidupanku serta masa depanku maka tentukanlah itu untukku dan
mudahkanlah ia bagiku lalu berkatilah. Ya Allah apabila Engkau mengetahui bahwa
perkara itu buruk bagiku untuk agamaku dan kehidupanku dan masa depan
perkaraku, atau bagi urusanku saat ini dan di masa mendatang, maka jauhkanlah
ia dariku dan tentukanlah bagiku perkara yang lebih baik darinya, apapun yang
terjadi, lalu ridlailah ia untukku”. (h.r. Ahmad, Bukhari dan Ashabussunan).
2. Dalil lain shalat
Istikharah adalah hadist riwayat Muslim yang menceritakan pada saat Zainab ra
akan dipersunting leh Rasulullah saw, beliau menjawab “Aku belum bisa memberi
jawaban hingga aku melakukan istikharah kepada Tuhanku. Lalu beliau memasuki
tempat shalatnya dan turunlah al-Qur’an.
D. Cara mengerjakan Solat Sunat Istikharah
Secara umumnya,
mengerjakan Solat Sunat Istikharah adalah hampir serupa dengan solat-solat
sunat 2 rakaat yang lain. Cuma boleh dipanjangkan waktu sujud di akhir solat bagi meminta dalam hati kepada Allah
tanpa perlu berkata-kata zahir tentang perkara yang dihajati. Apabila selesai
salam, barulang berdoa dengan doa Istikharah dan melafazkan dengan zahir hajat
yang diperlukan. Pelaku solat hendaklah sebelum mengerjakan solat, bahawa ianya
telah bebas dari hadas dan najis, memakai pakaian yang bersih dan menutup aurat dan telah bersuci bersih dan berwuduk.
Para ulama menjelaskan bahwa tatacara shalat
istikharah adalah seperti sholat sunnah biasa, dijalankan dalam dua rakaat.
Tidak ada waktu khusus untuk melaksanakannya, namun shalat istikharah disunnah
serta merta saat seseorang menghadapi masalah. Imam Nawawi, Ibnu Hajar dan Imam
Iraqi mengatakan, sah melaksanakan istikharah yang dibarengkan dengan sholat
sunnah lainnya asalkan dengan niat. Misalkan seseorang hendak melaksanakan sholat
sunnah rawatib lalu ia juga niat untuk istikharah maka itu sah. (Fathul Bari
11/221).
Selesai melaksakan shalat lalu membaca doa di
atas. Tidak ada bacaan khusus atau surat khusus dalam shalat Istikharah.
Beberapa refrensi menyebutkan aada raka'at pertama,
setelah membaca al-Fatihah disunatkan membaca surat al-Kaafiruun, dan pada
raka'at kedua (setelah al-Fatihah) membaca surat al-Ikhlas. Itu
mengikuti shalat hajat karena Istikharah termasuk shalat hajat. Begitu juga
diperbolehkan mengulang-ulang shalat Istikharah karena itu termasuk doa dan
dalam beberapa riwayat Rasulullah saw mengulang doa terkadang kali. Bagi yang sampai
tiga berhalangan melaksanakan shalat, misalnya perempuan yang sedang datang
bulan, maka diperbolehkan baginya untuk hanya membaca doa Istikharah.
Dalam Istikharah
siapakah yang memilih?
Allah memberi kita karunia akal dan nalar yang
bebas. Dengan akal dan nalar kita bisa membedakan mana yang baik dan mana yang
buruk dan dengan akal dan nalar tersebut kita mempunyai kemampuan untuk
menganalisa dan menentukan pilihan dalam perkara dunia.
Selain itu banyak petunjuk agama yang
mengajarkan kepada manusia bagaimana menentukan perkara apakah itu baik atau
buruk. Rasulullah saw bersabda “الْبِرُّ
مَا اطْمَأَنَّ إِلَيْهِ الْقَلْبُ وَاطْمَأَنَّتْ
إِلَيْهِ النَّفْسُ وَالْإِثْمُ مَا حَاكَ فِي الْقَلْبِ وَتَرَدَّدَ فِي
الصَّدْرِ”
artinya: kebaikan adalah apa yang membuat hati tenang dan mejadikan nafsu
tenang, keburukan adalah apa yang membuat hati gelisah dan menimbulkan
keraguan” (h.r. Ahmad dll.)
Dalam masalah jodoh, Rasulullah saw
bersabda “تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لِأَرْبَعٍ لِمَالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَلِجَمَالِهَا
وَلِدِينِهَا فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ”
artinya: seorang perempuan dinikahi karena empat perkara, yaitu karena
hartanya, kedudukannya, kecantikannya, dan agamanya. Carilah yang mempunyai
agama niscaya kamu beruntung” (h.r. Muslim dll).
Kedua hadist tersebut menunjukkan bahwa memilih
adalah pekerjaan manusia. Agama memberikan petunjuk rambu-rambu untuk memilih
dengan baik.
Rasulullah saw juga mencontohkan dalam sebuah
hadist “مَا خُيِّرَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَيْنَ أَمْرَيْنِ أَحَدُهُمَا
أَيْسَرُ مِنْ الْآخَرِ إِلَّا
اخْتَارَ أَيْسَرَهُمَا مَا
لَمْ يَكُنْ إِثْمًا فَإِنْ كَانَ إِثْمًا كَانَ أَبْعَدَ النَّاسِ مِنْهُ” artinya:
Rasulullah saw ketika dihadapkan dua pilihan, beliau selalu memilih yang
termudah selama itu tidak mengandung dosa, apabila itu mengandung dosa maka
beliau menjauhinya” (h.r. Muslim dll). Beliau pun ketika memilih sesuatu
menggunakan analisa dan nalar beliau, namun selalu mengutamakan yang mudah.
Begitu juga ketika seorang hamba
dihadapkan kepada dua pilihan yang sulit dan kemudian dia melaksanakan shalat
istikharah sesuai ajaran Rasulullah, tidak berarti ia lantas menyuruh Allah
memilihkan pilihannya dan ia hanya cukup berdoa saja dan menunggu petunjuk dan
berpangku tangan. Itu adalah anggapan yang kurang tepat.
Ilustrasinya sbb: ketika kita
seorang mahasiswa atau murid memasuki ruang ujian biasanya kita selalu berdoa
agar bisa mengerjakan dengan baik dan memilih jawaban dengan tepat. Apakah
mengerjakan ujian dan memilih jawaban tersebut cukup dengan doa tadi? Tentu
tidak. Jawaban ujian dan memilih jawaban ujian hanya bisa dilakukan melalui
belajar sebelumnya, sedangkan fungsi dia adalah agar ketika mengerjakan ujian
dan memilih jawaban tersebut kita diberi kekuatan dan kemampuan sehingga bisa
mengerjakan dengan tepat. Begitu juga sholat istikharah adalah doa agar dalam
kita memilih, kita diberikan kekuatan oleh Allah dan tidak salah pilih, namun
pekerjaan memilih itu sendiri harus kita lakukan dengan baik melalui analisa,
kajian, penyelidikan, musyawarah dll. Setelah proses tersebut kita matangkan,
maka dengan disertai doa yaitu shalat istikharah mudah-mudahan pilihan kita
tidak salah.
Yang lebih salah lagi, manakala
pilihan itu ternyata kurang sesuai dengan yang diharapkan, ia mulai menyalahkan
istikharahnya atau naudzubillah kalau sampai menyalahkan Tuhannya.
Pada masalah apa kita disunnahkan shalat istikharah?
Sebenarnya shalat istikharah disunnahkan ketika
kita menghadapi pilihan perkara yang halal, seperti pekerjaan, pernikahan,
perdagangan dll. Itu yang seharusnya dilaksanakan oleh seorang hamba.
Rasulullah saw bersabda “من سعادة ابن آدم استخارته إلى
الله ، ومن شقاوة ابن آدم تركه استخارة الله” artinya: termasuk kemuliaan bani Adam
adalah ia mau beristikharah kepada Allah, dan termasuk kedurhakaannya adalah
manakala ia tidak mau beristikharah kepada Allah” (h.r. Hakim).
Dalam hadist shalat istikharah di atas juga
disebutkan “Rasulullah saw mengajarkan istikharah kepada kami dalam semua
perkara”. Ini menunjukkan pentingnya istikharah dalam semua perkara yang kita
hadapi. Maka sebaiknya kita sering melaksanakan shalat ini manakala menghadapi
semua masalah dunia. Dan kurang tepat kiranya kalau kita melaksanakan shalat
istkhoroh hanya ketika hendak menikah.
Ibnu Hajar menuqil ungkapan Abu Jumrah
mengatakan bahwa shalat Istikharah tidak dilakukan untuk perkara wajib dan
sunnah. Begitu juga istikharah tidak dilakukan untuk memilih perkara makruh dan
haram. Kecuali apalagi terjadi dilema anatara dua perkara wajib atau sunnah,
misalnya seseorang yang mampu melaksanakan ibadah Haji, ia beristikharah apakah
berangkat tahun ini atau tahun depan.
Jawaban
istikharah
Tidak ada dalil yang menunjukkan
tanda-tanda jawaban dari shalat istikharah. Ini memperkuat uraian di atas bahwa
yang memilih adalah kita, bukan Allah memilihkan kita, tetapi kita berdoa agar
Allah memberikan kekuatan kita dalam memilih.
Ulama besar Syafii, Iz bin
Abdussalam mengatakan setelah istikharah seorang hamba hendaknya mengambil
keputusan yang diyakininya dengan pasti. Ulama lain Kamaluddin Zamlakani
mengatakan selesai shalat istikharah hendaknya seseorang mengambil keputusan
yang sesuai keyakinannya, baik itu sesuai dengan bisikan hatinya atau tidak,
karena kebaikan adalah pada apa yang ia yakini, bukan dari apa yang cocok di
hatinya. Bisikan hati kadang dipengaruhi oleh perasaan subyektif dan tidak ada
dalil yang menyatakan seperti itu. Imam Qurtubi juga mengatakan hal yang sama
dan menambahkan hendaknya hatinya dibersihkan dari hal-hal yang
mempengaruhinya. Ibnu Hajar juga mengatakan bahwa sebaiknya tidak mengikuti
kecenderungan hati karena biasanya itu dipengaruhi oleh hal lain sebelum
melaksanakan shalat istkharah.
Itu benar, misalnya seseorang yang
sudah dirundung rasa cinta mendalam terhadap seseorang, mana mungkin ketika dia
istikharah akan mendapatkan jawaban untuk tidak memilihnya.
Setelah memilih dengan analisa dan
pertimbangannya yang matang, hendaknya juga diikuti sikap tawakkal, bahwa itu
mudah-mudahan pilihan yang tepat dan mudah-mudahan Allah akan memudahkan
semuanya.
Banyak orang menanti jawaban
istikharah melalui mimpi, atau melalui membuka Quran secara acak lalu mencoba
mencari jawabannya melalui ayat yang tak sengaja terbuka, at
NIAT SHALAT ISTIKHARAH
Niat untuk shalat istikharah. Teks Arabnya sbb: أصلي سنة الإستخارة ركعتين لله تعالي
Artinya: Saya niat shalat sunnah istikharah dua raka'at karena Allah.
BACAAN WAKTU SHALAT ISTIKHARAH
1. Rakaat pertama: membaca surat Al-Fatihah dan Surah Al-Kafirun ((قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ)
2. Rakaat kedua: membaca surat Al-Fatihah dan Surat Al-Ikhlas (قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ).
DOA SHALAT ISTIKHARAH
Setelah selesai shalat, tiba waktunya berdoa. Tata cara berdoa yang ideal sebagai berikut:
1. Membaca hamdalah dan shalawat ibrahimiyah.
الحمد لله رب العالمين. حمدا يوافي
نعمه ويكافئ مزيده. يا ربنا لك الحمد كما ينبغى
لجلال وجهك الكريم وعظيم سلطانك
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سيدنا إِبْرَاهِيْمَ و بَارِكْ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سيدنا إِبْرَاهِيْمَ
في العالمين إِنَّكَ حَمِيْدُ مَجِيْدٌ
لجلال وجهك الكريم وعظيم سلطانك
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سيدنا إِبْرَاهِيْمَ و بَارِكْ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سيدنا إِبْرَاهِيْمَ
في العالمين إِنَّكَ حَمِيْدُ مَجِيْدٌ
2. Dilanjutkan dengan membaca doa
khusus untuk istikharah di bawah berdasarkan hadits sahih riwayat Bukhari no.
6841.:
اللَّهُمَّ إنِّي أَسْتَخِيرُكَ بِعِلْمِكَ , وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ , وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيمِ فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلا أَقْدِرُ , وَتَعْلَمُ وَلا أَعْلَمُ , وَأَنْتَ عَلامُ الْغُيُوبِ , اللَّهُمَّ إنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الأَمْرَ (sebutkan keperluan ) خَيْرٌ لِي فِي دِينِي وَمَعَاشِي وَعَاقِبَةِ أَمْرِي أَوْ قَالَ : عَاجِلِ أَمْرِي وَآجِلِهِ , فَاقْدُرْهُ لِي وَيَسِّرْهُ لِي ثُمَّ بَارِكْ لِي فِيهِ , اللَّهُمَّ وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الأَمْرَ (sebutkan keperluan Anda ) شَرٌّ لِي فِي دِينِي وَمَعَاشِي وَعَاقِبَةِ أَمْرِي أَوْ قَالَ : عَاجِلِ أَمْرِي وَآجِلِهِ , فَاصْرِفْهُ عَنِّي وَاصْرِفْنِي عَنْهُ وَاقْدُرْ لِي الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ثُمَّ ارْضِنِي بِهِ
(sebutkan keperluan Anda)
3. Tutup doa di atas dengan bacaan shalawat ibrahimiyah seperti di atas, yaitu:
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سيدنا إِبْرَاهِيْمَ و بَارِكْ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سيدنا إِبْرَاهِيْمَ
في العالمين إِنَّكَ حَمِيْدُ مَجِيْدٌ
Catatan: tentu saja Anda dapat berdoa dengan bahasa sendiri.
YANG DILAKUKAN SETELAH SHALAT ISTIKHARAH
Setelah shalat istikharah dan doa rampung hendaknya seseorang melakukan apa yang sesuai kelapangan hatinya. Imam An-Nawawi mengatakan, إذا استخار مضى لما شرح له صدره
Artinya: Jika seseorang melakukan istikharah, maka lanjutkanlah apa yang menjadi kelapangan hatinya.
Ibnu Hajar dalam Fathul Bari Syarhul Bukhari mengatakan:
واختلف فيما يفعل المستخير بعد الاستخارة،
فقال ابن عبد السلام: يفعل ما اتفق، ويستدل له بقوله في بعض طرق حديث ابن مسعود
وفي آخره: ثم يعزم، وقال النووي في الأذكار: يفعل بعد الاستخارة ما يشرح به صدره،
ويستدل له بحديث أنس عند ابن السني: إذا هممت فاستخر ربك سبعا، ثم انظر إلى الذي
يسبق في قلبك، فإن الخير فيه، وهذا لو ثبت لكان هو المعتمد، لكن سنده واه جدا،
والمعتمد أنه لا يفعل ما ينشرح به صدره مما كان فيه هوى قبل الاستخارة، وإلى ذلك
الإشارة بقوله في آخر حديث أبي سعيد: ولا حول ولا قوة إلا بالله
Arti kesimpulan: Setelah istikharah
berpeganglah pada pilihan yang Anda merasa mantap tanpa didasari hawa nafsu.
WAKTU PELAKSANAAN SHOLAT ISTIKHARAH
Shalat istikharah dapat dilakukan kapan saja selain waktu yang dilarang. Waktu yang dilarang adalah setelah subuh sampai kira-kira masuk waktu dhuha dan setelah shalat ashar.
Namun, waktu yang paling utama adalah sepertiga malam yang akhir karena ada hadits yang mengatakan waktu tersebut sebagai waktu mustajab untuk berdoa. Hadits riwayat Bukhari dan Muslim sbb:
WAKTU PELAKSANAAN SHOLAT ISTIKHARAH
Shalat istikharah dapat dilakukan kapan saja selain waktu yang dilarang. Waktu yang dilarang adalah setelah subuh sampai kira-kira masuk waktu dhuha dan setelah shalat ashar.
Namun, waktu yang paling utama adalah sepertiga malam yang akhir karena ada hadits yang mengatakan waktu tersebut sebagai waktu mustajab untuk berdoa. Hadits riwayat Bukhari dan Muslim sbb:
أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: ينزل ربنا تبارك وتعالى كل ليلة إلى السماء الدنيا حين يبقى ثلث الليل الآخر يقول: من يدعوني فأستجيب له؟ من يسألني فأعطيه؟ من يستغفرني فأغفر له؟
Arti
kesimpulan: Allah akan memenuhi doa, permintaan dan permohonan ampun yang
dilakukan pada sepertiga malam yang akhir.
MIMPI SETELAH SHOLAT ISTIKHARAH
Sudah menjadi tradisi di Indonesia, bahwa penentuan keputusan akhir dari hasil istikharah adalah melalui mimpi. Jadi, setelah shalat dan doa istikharah dilakukan, pelakunya kemudian tidur. Hasil mimpi setelahnya akan dianggap sebagai "keputusan final".
Pandangan dan kebiasaan ini kurang tepat dan tidak ada dasar hadits maupun pendapat ulama salaf. Sebenarnya tidak masalah mengandalkan mimpi istikharah kalau mimpinya ternyata kebetulan baik. Yang menjadi soal kalau ternyata mimpinya justru mengarah ke hal-hal yang negatif atau tidak membawa maslahat. Apalagi, mimpi tidak lepas dari 3 kemungkinan: dari Allah, dari setan dan dari diri sendiri. Tidak ada jaminan mimpi yang datang setelah sholat istikhoroh adalah mimpi dari Allah.
Seperti disebut di atas berdasarkan hadits dan pendapat ulama salaf, keputusan final setelah shalat istikharah hendaknya dilakukan sesuai dengan kelapangan hati dan pandangan dan analisa yang tulus. Dua hal ini hanya dapat dilakukan pada saat bangun. Bukan saat sedang tidur. Wallahu a'lam.
MIMPI SETELAH SHOLAT ISTIKHARAH
Sudah menjadi tradisi di Indonesia, bahwa penentuan keputusan akhir dari hasil istikharah adalah melalui mimpi. Jadi, setelah shalat dan doa istikharah dilakukan, pelakunya kemudian tidur. Hasil mimpi setelahnya akan dianggap sebagai "keputusan final".
Pandangan dan kebiasaan ini kurang tepat dan tidak ada dasar hadits maupun pendapat ulama salaf. Sebenarnya tidak masalah mengandalkan mimpi istikharah kalau mimpinya ternyata kebetulan baik. Yang menjadi soal kalau ternyata mimpinya justru mengarah ke hal-hal yang negatif atau tidak membawa maslahat. Apalagi, mimpi tidak lepas dari 3 kemungkinan: dari Allah, dari setan dan dari diri sendiri. Tidak ada jaminan mimpi yang datang setelah sholat istikhoroh adalah mimpi dari Allah.
Seperti disebut di atas berdasarkan hadits dan pendapat ulama salaf, keputusan final setelah shalat istikharah hendaknya dilakukan sesuai dengan kelapangan hati dan pandangan dan analisa yang tulus. Dua hal ini hanya dapat dilakukan pada saat bangun. Bukan saat sedang tidur. Wallahu a'lam.
No comments:
Post a Comment